DILEMA TRADISI MUDIK DITENGAH CORONA
Oleh :
Rizki Mega Saputra, S.Pd
Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo resmi menyampaikan larangan mudik bagi masyarakat
Indonesia. Telah menjadi keharusan bagi masyarakat Indonesia, beberapa hari
menjelang hari lebaran terjadi fenomena yang sangat unik. Yaitu adanya tradisi
mudik yang dilakukan masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Mudik ini biasanya
dilakukan oleh para perantau yang berasal dari desa yang bekerja di kota – kota
besar. Mereka melakukan tradisi mudik karena ingin merayakan hari raya idul
fitri dikampung halamannya.
Mudik merupakan
fenomena sosial yang rutin setiap tahun terjadi. Mudik di sini diartikan sebagai
liburan massal warga kota-kota besar di daerah asal mereka (desa atau kota-kota
yang lebih kecil). Kegiatan ini biasanya di lakukan menjelang hari raya Idul
Fitri, natal dan tahun baru (Abeyasekere 1989; Jelinek 1991; Evers dan Korff
2000: Somantri 2001).
Mudik dapat
diartikan sebagai pulang kampung walaupun secara harfiah sebenarnya berasal
dari kata udik yang mempunyai arti
desa. Mudik kebiasaan yang selalu dilakukan masyarakat Indonesia menjelang
perayaan Idul Fitri tiba. Umumnya mudik lebaran dilakukan oleh segenap umat
beragama Islam yang berada diperantauan atau bertempat tinggal jauh dari kampung
halaman mereka. Kebiasaan ini dilakukan pada 7 (tujuh) hari sebelum lebaran
hingga 7 (tujuh) hari sesudah hari raya tersebut.
Mudik menurut
antropolog Neil Mulder sering dimaknai sebagai proses migrasi internal (lokal)
yang berlangsung secara temporer. Mudik juga merupakan simbol kultur
komunalitas yang terjadi pada masyarakat baik sebelum maupun pasca libur
panjang atau hari besar seperti Natal, tahun baru, dan terutama pada saat
lebaran. Mudik di Indonesia sudah menjadi suatu tradisi yang selalu dilakukan
di masyarakat Indonesia pada peringatan hari-hari yang dianggap penting,
seperti pada waktu lebaran atau liburan. Mudik atau dalam artian lain pulang
kampung ini sudah merupakan aktivitas rutin tahunan bagi sebagian masyarakat
Indonesia yang sebagai perantau atau jauh dari keluarga.
Pulang kampung
sebenarnya kamuflase dari semangat memperoleh legitimasi sosial dan menunjukkan
eksistensinya. Itulah awal mula mudik menjadi tradisi yang seolah-olah
mempunyai akar budaya. Sesungguhnya tradisi mudik (dari Jakarta ke udik) lebih
disebabkan oleh problem sosial akibat perbedaan mencolok kemajuan Jakarta dan
kota-kota lain. Tengok saja, sebagian besar pemudik adalah kelompok masyarakat
menengah ke bawah yang ingin pamer kepada masyarakat udiknya, seolah-olah
mereka telah mencapai sukses (Kompas:2011).
Sebenarnya
fenomena mudik tahun ini dipandang ada dua faktor kemungkinan yaitu menjadi
suatu ancaman terhadap kesehatan orang lain dan berkurangnya atau bahkan
hilangnya penghasilan bagi pekerja informal yang ada di perkotaan.
Solidaritas Sosial
Solidaritas merupakan
sebuah keterkaitan terhadap kelompok sosial karena pada dasaranya masyarakat
itu saling membutuhkan dengan kata lain bahwa solidaritas dapat diartikan
sebuah kesetiakawanan serta perasaan sepenanggungan diantara kelompok sosial.
Paul Johnson
mengatakan solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan
kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan yang di dukung
nilai-nilai moral dan kepercayaan dalam masyarakat. Wujud nyata hubungan
bersama melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antara
mereka.
Salah satu
sosiolog yang membahas tentang solidaritas yaitu Emile Durkheim, beliau
merupakan seorang pencetus sosiologi modern yang terkenal. Durkheim paling
tertarik pada cara yang menghasilkan solidaritas sosial, cara yang berubah yang
mempersatukan masyarakat dan bagaimana para anggotanya melihat dirinya sebagai
bagian dari suatu keseluruhan. Adanya perbedaaan tersebut Emile Durkheim
mengacu pada dua tipa yaitu mekanik dan organik.
Pengertian
secara sederhana dari solidaritas yang dimaksud oleh Emile Durkheim yaitu
solidaritas organis merujuk pada orang-orang kota yang salah satu cirinya
adalah adanya pembagian tugas atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan, kemudian
untuk solidaritas mekanik bisa dikatakan sebagai orang-orang desa yang
mempunyai ikatan dan latar belakang yang sama.
Tradisi mudik
dilakukan oleh beberapa orang bekerja atau tinggal sementara dikota untuk
kembali lagi pada saat tertentu dengan begitu mereka kembali ke desa atau
kekampung masing-masing dengan solidaritas yang tinggi maka bisa dikatakan
adanya solidaritas mekanik.
Status sosial
Status sosial
biasanya didasarkan pada berbagai unsur kepentingan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yaitu status pekerjaan, status dalam sistem kekerabatan, status
jabatan dan status agama yang dianut. Status seseorang dapat berinteraksi
dengan baik terhadap sesamanya, bahkan banyak dalam pergaulan sehari-hari
seseorang tidak mengenal orang lain secara individu, melainkan hanya mengenal
statusnya saja.
Menurut Soerjono
Soekanto bahwa status sosial merupakan tempat seseorang yang secara umum
didalam masyarakat sehubungan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan,
prestise serta juga hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara sederhana
status sosial diartikan sebagai sebuah kedudukan seseorang yang ada di
masyarakat sesuai dengan hak dan tanggung jawab yang dimilikinya, kemudian akan
ada namanya tingkatan-tingkatan status dimasyarakat yang biasanya yaitu karena
kekayaan, kedudukan, keturunan dan pendidikan.
Ralph Linton (dalam Polak, 1985) membedakan ada beberapa jenis status
yaitu ascribed status (status sudah
dari lahir), Achieved Status (berdasarkan
usaha) dan Assigned status (status yang diberikan).
Saya menganggap bahwa sebagian pemudik itu ke achieved status dengan alasan bahwa biasanya para perantau akan
diberikan penghargaan orang sukses karena berhasil pada pekerjaannya dikota,
meskipun terkadang mereka hanya kamuflase prestisenya untuk diakui telah sukses
diperantauan misalnya dengan membawa mobil baru ke kampung masing-masing yang
tidak lain terkadang itu mobil hasil dari menyewa dikota.
Fenomena mudik
sering dijadikan sebagai media untuk menunjukkan sukses di kota. Status sosial
yang diperoleh perlu diketahui oleh sanak-keluarga. Mereka datang dengan mobil
pribadi, walau harus menyewa dari rental. Tidak hanya itu biasanya para pemudik
rela mengeluarkan uang banyak untuk menyewa mobil demi prestis yang ingin
didapat oleh orang-orang di desa. Jadi inilah fenomena mudik, menjadi tidak
sekedar merayakan hari raya akan tetapi juga menjadi ajang pamer keberhasilan
mereka mengais rejeki di tanah perantauan.
Ketika banyak
masyarakat kita di hari raya idul fitri pulang ke kampung halamannya, sebenarya
lebih sebagai bentuk upaya pencarian jati diri mereka yang sesungguhnya. Sebab
ketika berada di kota-kota besar, eksistensi mereka sebagai seorang manusia
tidak ubahnya seperti sekrup dalam mesin yang tidak diperhitungkan. Sementara
di kampung halaman, mereka biasanya adalah orang-orang yang diperhitungkan,
dibutuhkan, dan dimanusiakan layaknya bagian dari komunitas sosial tertentu.
Secara tidak
kita sadari sebenarnya mudik bisa pula dikatakan sebagai salah satu gambaran
nyata tentang pola hidup konsumtif masyarakat akibat merasa mencapai kemenangan
setelah melaksanakan puasa ramadhan selama satu bulan penuh dengan hamburkan
uang yang mereka peroleh selama ini pada sesuatu yang dapat dianggap mubazir.
Lalu akankah
fenomena mudik di masa yang akan datang hilang? Setelah tahun ini mudik
dilarang karena pandemi yang merengkuh kebersamaan dan kebahagian seluruh
manusia di Indonesia ini bahkan dunia. Alangkah baiknya kita menunda mudik yang
menjadi acara tahunan demi menjaga kelangsung kehidupan yang lebih baik lagi.
Virus corona yang sedang melanda saat ini akan hilang ketika kita semua menjaga
diri serta taat anjuran dan mengukuti apa yang disarankan oleh pemerintah
Indonesia.
Daftar Pustaka
Doyle Paul
Johnson. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta:Gramedia Hal. 181
George ritzer.
2012. Teori Sosiologi dasi Sosiologi Klasik sampai perkembangan terakhir Post
Modern. Pustaka Pelajar:Yogyakarta. 145
Abdul Syani,
Sosiologi Sistematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hal 93
semoga mudik itu asyik.
BalasHapus