Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT
MOBILITAS SOSIAL
1)
FAKTOR
PENDORONG
Berikut ini beberapa faktor pendorong terjadinya
Mobilitas Sosial di masyarakat yaitu :
1.
Faktor
Struktural
1.1.
Struktur
Pekerjaan
Umumnya, aktivitas ekonomi yang dilakukan dalam lingkungan
masyarakat dibedakan menjadi dua sektor, yakni sektor formal dan sektor
informal. Adanya perbedaan tersebut jelas mempengaruhi tingkat “keberhasilan”
mobilitas sosial masyarakat yang terlibat.
Terutama pada sektor pertanian, anggota masyarakat yang
terlibat lebih banyak memiliki status kedudukan rendah, sehingga tingkat
mobilitasnya juga akan rendah.
Namun, hal tersebut tidak lantas membuat mereka
“gagal” dalam upaya mobilitas sosial. Justru saat ini sudah banyak anggota
masyarakat yang bekerja di sektor pertanian dan berhasil melakukan mobilitas
sosial, baik secara horizontal maupun vertikal.
1.2.
Pengalaman
Belajar
Anggota masyarakat yang berasal dari kelas sosial
menengah, umumnya memiliki pengalaman belajar yang lebih terjamin daripada pengalaman
belajar yang dimiliki oleh anggota masyarakat dari kelas sosial rendah.
Apalagi, adanya pandangan bahwa ijazah, test,
rekomendasi, hingga jaringan hubungan antar teman dapat menjadi tempat bertukar
informasi disertai dengan rekomendasi yang menyangkut pada kesempatan kerja.
Hal tersebut menyulitkan bagi orang-orang luar untuk “menerobosnya”, sehingga
akan menimbulkan diskriminasi.
2.
Faktor Individu
Beberapa hal yaitu
a.
Perbedaan
Kemampuan
b.
Perbedaan
Perilaku
c.
Pendidikan
d.
Kebiasaan
Kerja
e.
Pola
Penundaan Kesenangan
f.
Kemampuan
Cara Bermain
g.
Pola
Kesenjangan Nilai
h.
Faktor
Keberuntungan
3.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi menjadi hal utama untuk mendorong
terjadinya mobilitas sosial, terutama pada individu atau kelompok individu yang
hidup dalam keadaan ekonomi rendah. Ketika mereka “memberanikan diri” untuk
berpindah tempat ke daerah lain dan berhasil naik statusnya meskipun tidak
terlalu meningkat, itu dapat disebut sebagai mobilitas.
Contoh :Pelaksanaan Transmigrasi yang dilakukan oleh
Pemerintah
4.
Faktor Politik
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki
stabilitas politik yang baik. Kondisi negara aman dan damai sehingga para
pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan dengan baik. Semua rakyat berperan
aktif dalam pembangunan. Kondisi ini tentu berbeda dengan situasi Indonesia
pada tahun 1945-1950. Pada masa tersebut, situasi politik dalam negeri tidak
menentu. Belanda masih berusaha menguasai Indonesia sehingga memilih perang
baru. Beberapa pemberontakan juga
terjadi, yang membuat pemerintah lebih sibuk mengurus keamanan negara daripada
meningkatkan perekonomian. Hal ini jelas memengaruhi mobilitas sosial warga
negara.
Gambar Situasi perang zaman
revolusi kemerdekaan.
5.
Kemudahan dalam
Akses Pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu menjadikan orang tak menjalani pendidikan yang bagus, serta sulit untuk mengubah status karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan.
2)
FAKTOR
PENGHAMBAT
1.
Perubahan
Situasi Politik
Perubahan situasi politik yang terjadi di suatu
negara pada dasarnya dapat menjadi bentuk dukungan rakyat terhadap struktur
pemerintah yang baru tersebut. Nah, melalui dukungan-dukungan tersebut, maka
seorang individu juga memiliki keinginan untuk mengembangkan “usahanya” supaya
dapat melakukan mobilitas sosial.
2.
Perubahan
Sosial Budaya
Dalam kehidupan bermasyarakat, baik di perkotaan
atau pedesaan, pasti akan senantiasa terjadi perubahan, baik dalam struktur
sosial, interaksi sosial, hingga sistem tata nilai yang berlaku.
Perubahan-perubahan tersebut nantinya dapat mendorong individu melakukan
penyesuaian terhadap tuntutan perubahan tersebut, sehingga secara tidak sadar
akan menimbulkan keinginan untuk melakukan social climbing.
Ingat, social climbing adalah perpindahan
status sosial anggota masyarakat dari kelas sosial rendah ke kelas sosial yang
lebih tinggi. Tidak hanya itu, kemajuan
teknologi dan perubahan ideologi juga membuka kemungkinan akan timbulnya
mobilitas ke arah atas serta “menciptakan” stratifikasi baru yang berkembang di
masyarakat.
3.
Perubahan
Ekonomi
Situasi ekonomi yang berjalan di suatu masyarakat,
tentu saja memberikan dorongan kepada individu atau sekelompok individu untuk
meningkatkan status sosial mereka. Apalagi jika situasi ekonomi pada kala itu
membaik dan membuat mereka berhasil dalam menjalankan berbagai macam usaha.
4.
Faktor
Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial.
Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat
sulit.
Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang
untuk berkembang dan mencapai status sosial tertentu.
5.
Faktor
Perbedaan Ras dan Agama
Mobilitas sosial dapat terhambat karena faktor ras
dan agama. Perbedaan ras menimbulkan perbedaan status sosial. Berikut ini beberapa
contohnya.
1.
Perbedaan
tingkat ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan. Ras berkulit putih berkuasa
dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam berada di
pemerintahan sebagai penguasa. Presiden Nelson Mandela dari kalangan kulit hitam menjadi
Presiden Afrika Selatan. Istilah tersebut sering disebut politik Apartheid
2.
Sistem
kasta di India. Sistem tersebut tidak memungkinkan seseorang yang berasal dari
kasta rendah dapat naik ke kasta yang paling tinggi. Dalam agama, seseorang
tidak dibenarkan dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah agama
untuk mencapai status tertentu.
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-tipe-sistem-stratifikasi-sosial
6.
Faktor
Perbedaan Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap
prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk maju. Laki-laki
dipandang lebih tinggi derajatnya dan
cenderung menjadi lebih mudah mengalami gerak sosial daripada Perempuan .
Sebagai contoh, Perempuan yang hidup di
desa yang masih sederhana merasa bahwa perannya hanyalah sebagai ibu rumah
tangga. Hal itu dipengaruhi oleh pandangan yang umum ada pada masyarakatnya yang
menganggap bahwa laki-laki lebih baik daripada Perempuan .
Contoh sederhana dalam lingkungan sekolah yang bisa
dipilih untuk menjadi ketua adalah seorang laki-laki seperti ketua kelas, ketua
OSIS dan sebagainya. Kemudian sekretaris harus dari Perempuan .
7.
Perbedaan
Kepentingan
Adanya
perbedaan kepentingan antarindividu dalam suatu organisasi menyebabkan
masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. perbedaan
kepentingan seringkali menimbulkan sikap saling menghambat dalam mencapai
tujuannya.
Posting Komentar untuk "Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial"
Terimakasih sudah mengunjungi blog Rizki Mega Saputra. Semoga bisa menambah wawasan Anda..