PERJUANGAN TAK KENAL LELAH SEORANG IBU PENARIK ANGKOT
PERJUANGAN TAK KENAL LELAH SEORANG IBU PENARIK ANGKOT
Demi menafkahi anak anaknya, seorang ibu di Kabupaten Lampung Utara, Lampung, melakoni pekerjaan yang biasa dilakukan kaum pria, yakni menjadi sopir angkutan kota (angkot). Dia adalah Lili Sulistiowati (41) yang kini menggantikan peran almarhum suaminya untuk memenuhi kebutuhan lima anaknya.
Berbekal minibus bekas peninggalan sang suami, Lili mencari penumpang dengan trayek Pasar Dekon, Kotabumi-Pasar Raya, Negara Ratu. Profesi ini telah dijalaninya selama 10 tahun. Perempuan lulusan Sekolah Pendidikan Guru Agama di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu harus berhati-hati saat mengemudikan mobil tuanya, agar tidak mogok di jalan. Selain itu, bila mobil mogok atau ban kempes, dia sendiri yang memperbaiki dan menggantinya.
Dari hasil menarik angkot, ia membawa uang rata-rata Rp 60 ribu per hari. Sebagian ditabung untuk biaya sekolah anak-anak, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun Lili berhasil membesarkan anak-anaknya. Dua dari lima anaknya sudah menamatkan SMA dan menikah. Namun, ia mengaku perjuangannya masih panjang dan tidak akan berhenti bekerja sebagai sopir sebelum seluruh anaknya menyelesaikan sekolah dan berumah tangga. Sebuah perjuangan yang tak mengenal lelah dari seorang ibu. (KF-EDU/Vey/SindoTV)
Demi menafkahi anak anaknya, seorang ibu di Kabupaten Lampung Utara, Lampung, melakoni pekerjaan yang biasa dilakukan kaum pria, yakni menjadi sopir angkutan kota (angkot). Dia adalah Lili Sulistiowati (41) yang kini menggantikan peran almarhum suaminya untuk memenuhi kebutuhan lima anaknya.
Berbekal minibus bekas peninggalan sang suami, Lili mencari penumpang dengan trayek Pasar Dekon, Kotabumi-Pasar Raya, Negara Ratu. Profesi ini telah dijalaninya selama 10 tahun. Perempuan lulusan Sekolah Pendidikan Guru Agama di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu harus berhati-hati saat mengemudikan mobil tuanya, agar tidak mogok di jalan. Selain itu, bila mobil mogok atau ban kempes, dia sendiri yang memperbaiki dan menggantinya.
Dari hasil menarik angkot, ia membawa uang rata-rata Rp 60 ribu per hari. Sebagian ditabung untuk biaya sekolah anak-anak, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun Lili berhasil membesarkan anak-anaknya. Dua dari lima anaknya sudah menamatkan SMA dan menikah. Namun, ia mengaku perjuangannya masih panjang dan tidak akan berhenti bekerja sebagai sopir sebelum seluruh anaknya menyelesaikan sekolah dan berumah tangga. Sebuah perjuangan yang tak mengenal lelah dari seorang ibu. (KF-EDU/Vey/SindoTV)
Sumber : http://www.facebook.com/pages/Strawberry/327342750179?ref=ts&fref=ts
Sungguh dahsyat perjuangan seorang ibu..
BalasHapussemoga ibu menjadi pelajaran untuk ibu2 sedunia
BetuL.. Setuju..
Hapusyupsss... betuL ini adalah pelajaran yang sangat berharga..
BalasHapuslov Mom.. :*