KISAH NYATA: CINTA GARA-GARA EMAIL NYASAR
Siapa sangka memiliki nama belakang yang sama menjadi satu hal yang
menyatukan cinta dua insan ini. Tinggal di negara berbeda, Ruben P.
Salazar adalah warga negara Texas, Amerika Serikat, sedangkan Rachel
Salazar tinggal di Bangkok, Thailand.
Suatu hari Ruben menyadari ada email tak dikenal yang masuk ke akunnya. Email tersebut ditujukan pada RP Salazar. Penasaran, Rubenpun membaca dan meneliti isi email. Benar, ini bukan email yang terkait dengan dirinya, email ini ditujukan untuk orang yang memiliki nama sama dengannya. Di satu sisi, Ruben merasa geli, kok bisa ada orang yang memiliki nama sama dan emailnya nyasar sih.
Tak berpikir panjang, Ruben meneliti alamat tujuan email tersebut. Di sana ternyata tercantum alamat email tujuan asli dalam kolom cc (carbon copy, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai tembusan alamat - red.)
Ruben-pun memforward dan mengirim kembali email tersebut disertai pesan yang berbunyi:
Tak melewatkan kesempatan itu, Ruben membawa percakapan mereka semakin natural dan mengalir. Hal-hal pribadipun menjadi salah satu bahan perbincangan mereka. Bahkan perbincangan tersebut membuat mereka menghabiskan waktu 4-5 jam di depan monitor.
Mengakui bahwa dirinya sedang jatuh cinta pada gadis di seberang samudera, Ruben diam-diam mengirimkan rangkaian bunga pada Rachel. Ucapan terima kasih karena menjadi teman berbincangnya disambut dengan baik oleh Rachel, namun tidak oleh keluarganya. Baik keluarga dan teman dekat Ruben maupun Rachel memandang sebelah mata hubungan mereka. Hubungan itu dianggap sebagai angin lalu yang pada akhirnya akan menunjukkan bahwa mereka hanya kesepian saja.
Rachel dan Ruben merasakan hal yang berbeda di dalam hati masing-masing. Mereka percaya, inilah cinta sejati.
Mungkin ini adalah hal yang gila. Tetapi, kata hatinya berkata ia harus pergi.
Di dalam pesawat ia bahkan menulis berlembar-lembar surat cinta untuk Ruben. Menginjak halaman keenam dan ketujuh, ia mulai membahas sesuatu yang serius. Yang ia sendiri tak tahu apakah ia akan punya keberanian menyampaikan surat itu kelak.
Sesampainya di Texas, Rubenpun mendapat olok-olok dari rekan-rekan yang mengetahui hubungannya. Mereka menertawakan Ruben dan bertaruh bahwa hubungannya itu gila dan bukan serius.
Menghabiskan seminggu bersama di Texas, di hari ke delapan mereka pergi ke sebuah restaurant dan berdansa. Di sana, jantung Ruben berdegup kencang. Ia merasa bahwa, inilah waktu yang tepat untuk berbuat suatu hal besar. Langkah besar harus diambilnya saat itu, atau ia akan kehilangan orang yang ia cintai.
Ruben pun berlutut di depan Rachel dan melamarnya. Gila! Benar-benar gila! Namun mereka akhirnya menikah di Waco, Texas, 24 November 2007 silam.
Awalnya banyak tawa dan ledekan ditujukan pada hubungan mereka yang bisa dibilang singkat dan hanya lewat dunia maya. Namun, pada akhirnya semua orang menyadari, bahwa mereka adalah pasangan serasi yang bisa melengkapi satu sama lain.
Suatu hari Ruben menyadari ada email tak dikenal yang masuk ke akunnya. Email tersebut ditujukan pada RP Salazar. Penasaran, Rubenpun membaca dan meneliti isi email. Benar, ini bukan email yang terkait dengan dirinya, email ini ditujukan untuk orang yang memiliki nama sama dengannya. Di satu sisi, Ruben merasa geli, kok bisa ada orang yang memiliki nama sama dan emailnya nyasar sih.
Tak berpikir panjang, Ruben meneliti alamat tujuan email tersebut. Di sana ternyata tercantum alamat email tujuan asli dalam kolom cc (carbon copy, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai tembusan alamat - red.)
Ruben-pun memforward dan mengirim kembali email tersebut disertai pesan yang berbunyi:
[startpuisi]Hi
Rachel, hola. Tampaknya email ini seharusnya ditujukan padamu, tetapi
nyasar ke emailku. Aku tinggal di Waco, Texas, Amerika Serikat.
Ruben P. Salazar,
Chicano Cyclist, Commuter, and Community Artist.
NB: bagaimana cuaca di Bangkok? Kuketahui dari email bahwa kau tinggal di Thailand.[endpuisi]
Awalnya
Ruben tak menyangka bahwa Rachel akan membalas emailnya. Karena ia
pikir, mungkin saja Rachel akan mengabaikan email tersebut karena
kesibukannya. Tak berapa lama, email Ruben mendapat respon yang cukup
formal dari Rachel.
[startpuisi]Hi, Ruben, hola.
Terima
kasih sudah membantu forward email ini. Cuaca di Bangkok sangat cerah
dan menyenangkan. Waktu terbaik untuk berkunjung ke sini.
Salam,
Rachel.[endpuisi]
Percakapan
yang formal itupun lantas berlanjut ke percakapan berikutnya. Hal-hal
umum dibahas mulai dari cuaca hingga suasana di Bangkok. Hingga suatu
saat Ruben penasaran pada foto avatar email Rachel. Diamatinya dengan
benar foto itu. "Wah, dia cantik. Bagaimana caranya agar bisa
mendapatkan foto ukuran besar lainnya?" batin Ruben dalam hati.Tak melewatkan kesempatan itu, Ruben membawa percakapan mereka semakin natural dan mengalir. Hal-hal pribadipun menjadi salah satu bahan perbincangan mereka. Bahkan perbincangan tersebut membuat mereka menghabiskan waktu 4-5 jam di depan monitor.
Mengakui bahwa dirinya sedang jatuh cinta pada gadis di seberang samudera, Ruben diam-diam mengirimkan rangkaian bunga pada Rachel. Ucapan terima kasih karena menjadi teman berbincangnya disambut dengan baik oleh Rachel, namun tidak oleh keluarganya. Baik keluarga dan teman dekat Ruben maupun Rachel memandang sebelah mata hubungan mereka. Hubungan itu dianggap sebagai angin lalu yang pada akhirnya akan menunjukkan bahwa mereka hanya kesepian saja.
Rachel dan Ruben merasakan hal yang berbeda di dalam hati masing-masing. Mereka percaya, inilah cinta sejati.
***
Berbincang
hanya lewat dunia maya selama 8 bulan, tiba-tiba memberi kekuatan pada
Rachel untuk terbang ke Texas. Ia tak peduli lagi dengan apa yang
dikatakan teman-temannya. Bagaimana ia bisa senekat itu terbang
menyeberangi samudera hanya untuk seorang pria yang ditemui di dunia
maya?Mungkin ini adalah hal yang gila. Tetapi, kata hatinya berkata ia harus pergi.
Di dalam pesawat ia bahkan menulis berlembar-lembar surat cinta untuk Ruben. Menginjak halaman keenam dan ketujuh, ia mulai membahas sesuatu yang serius. Yang ia sendiri tak tahu apakah ia akan punya keberanian menyampaikan surat itu kelak.
Sesampainya di Texas, Rubenpun mendapat olok-olok dari rekan-rekan yang mengetahui hubungannya. Mereka menertawakan Ruben dan bertaruh bahwa hubungannya itu gila dan bukan serius.
Menghabiskan seminggu bersama di Texas, di hari ke delapan mereka pergi ke sebuah restaurant dan berdansa. Di sana, jantung Ruben berdegup kencang. Ia merasa bahwa, inilah waktu yang tepat untuk berbuat suatu hal besar. Langkah besar harus diambilnya saat itu, atau ia akan kehilangan orang yang ia cintai.
Ruben pun berlutut di depan Rachel dan melamarnya. Gila! Benar-benar gila! Namun mereka akhirnya menikah di Waco, Texas, 24 November 2007 silam.
Awalnya banyak tawa dan ledekan ditujukan pada hubungan mereka yang bisa dibilang singkat dan hanya lewat dunia maya. Namun, pada akhirnya semua orang menyadari, bahwa mereka adalah pasangan serasi yang bisa melengkapi satu sama lain.
Sumber: http://m.vemale.com/inspiring/lentera/19577-kisah-nyata-cinta-gara-gara-email-nyasar.html
Posting Komentar untuk "KISAH NYATA: CINTA GARA-GARA EMAIL NYASAR"
Terimakasih sudah mengunjungi blog Rizki Mega Saputra. Semoga bisa menambah wawasan Anda..